Wednesday, February 5, 2020

Dampak Ekonomi dan Kesehatan pada Konsumen Rokok Elektronik di Kota Bandung

Konsumen rokok konvensional sudah mulai beralih menggunakan rokok elektronik. Memiliki karakteristik yang berbeda menjadikan efek kesehatan dan ekonomi yang dirasakan konsumen juga berbeda. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh penggunaan rokok elektronik terhadap penggunaan rokok konvensional di Kota Bandung pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 200 pengguna rokok elektronik. Penelitian ini menggunakan jumlah konsumsi rokok konvensional sesudah menggunakan rokok elektronik per hari sebagai variabel dependen. Sedangkan untuk variabel independen, penelitian ini menggunakan jumlah konsumsi rokok konvensional sebelum menggunakan rokok elektronik per hari , jumlah konsumsi cairan rokok elektronik per bulan , jumlah pengeluaran rokok elektronik per bulan, dan persepsi responden apakah menggunakan rokok elektronik lebih sehat. Hasil regresi menunjukkan bahwa terdapat 2 variabel yang berpengaruh signifikan yaitu jumlah konsumsi rokok konvensional sebelum menggunakan rokok elektronik per hari dan persepsi responden apakah menggunakan rokok elektronik lebih sehat. 

Penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square (OLS) yang merupakan bentuk dari regresi sederhana. Untuk melakukan regresi sederhana, penelitian ini menggunakan STATA 12 dan menggunakan Excel untuk melakukan analisis lainnya. Model yang digunakan untuk dalam penelitian ini adalah :

Y = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X4 + e

Dimana :
Y merupakan Jumlah Konsumsi Rokok Konvensional Sesudah menggunakan Rokok Elektronik/hari (Batang)
X1 merupakan Jumlah Konsumsi Rokok Konvensional Sebelum menggunakan Rokok Elektronik/hari (Batang)
X2 merupakan Jumlah Konsumsi Cairan Rokok Elektronik/Bulan (Botol)
X3 merupakan Jumlah Pengeluaran Rokok Elektronik/Bulan (Rupiah)
X4 merupakan Persepsi Apakah Menggunakan Rokok Elektronik Lebih Sehat? (Iya=1,Tidak=0)

Data primer menggunakan hasil wawancara dari 200 responden menunjukkan hasil yang sangat bervariasi. Dari 200 responden yang diwawancara sebagian besar dari pengguna rokok elektronik tersebut adalah masyarakat yang memiliki pendidikan terakhir Akademi atau pun perguruan tinggi. kebanyakan responden yang menggunakan rokok elektronik adalah pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 118 orang atau sebesar 59%. Di peringkat kedua adalah yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan sebanyak 54 orang atau sebesar 27%, diikuti pekerjaan lainnya sebanyak 20 orang atau 10%. Hal ini menunjukkan bahwa di Kota Bandung, rokok elektronik lebih dikenal dan digunakan oleh pelajar atau mahasiswa. Data wawancara menunjukkan bahwa usia paling muda yang menggunakan rokok elektronik adalah 17 tahun dan yang paling tua adalah 47 tahun.


Apakah Anda Perokok Elektronik?


Silahkan klik jika ingin paper lebih lengkap :
Dampak Ekonomi dan Kesehatan pada Konsumen Rokok Elektronik di Kota Bandung

by Facebook Comment