Saturday, September 1, 2012

DESENTRALISASI FISKAL

          Indonesia adalah negara berkembang dengan ekonomi yang masih berkembang dengan kelemahan disana sini,masih banyak kelemahan disana sini..Kita tahu bahwa Indonesia saat ini mengalami peningkatan penerimaan pajak yang cukup signifikan dari tahun demi tahun dan hal ini punya potensi besar dalam peningkatan perekonomian Indonesia.Dan menjadi poin sangat penting bagaimana pemerintah dapat mengalokasikan seluruh penerimaan pemerintah secara efisien dan efektif dalam pembangunan ekonomi secara merata di seluruh wilayah di Indonesia.

Materi ini penulis dapatkan dari Seminar Nasional yang diadakan oleh Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran pada tanggal 17 Juli 2012

          Dahulu kita tahu bahwa pengaturan keuangan negara diatur secara terpusat di Ibukota negara kita,dan kita dapat melihat memang menjadi persoalan yang tidak mudah dalam pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. Karena itulah maka pemerintah menerapakan kebijakan pengaturan dana yang berimbang antara pusat dan daerah yang diatur dalam DESENTRALISASI FISKAL.Dengan adanya desentralisasi fiskal,maka daerah memiliki hak untuk mengolah pendapatan daerah itu sendiri yang sering kita sebut dengan APBN,dan pemerintah pusat tetap melakukan transfer ke seluruh wilayah di Indonesia..


Menteri Pembangunan Nasional - Kepala Bappenas
Guru Besar Universitas Padjadjaran

Masalah sekarang adalah terombang-ambingnya tingkat perekonomian dunia terutama negara-negara yang terdapat di daerah Eropa (Krisis Eropa)_saat ini Prof Armida mengatakan bahwa negara-negara besar seperti China, India, dan Brazil dengan GDP besar juga telah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi..


Bagaimana dengan Indonesia???
Indonesia saat ini masih cenderung lebih stabil dan memang harus berhati-hati dengan kondisi ini karena dapat juga berdampak buruk terhadap Indonesia..Hal apa saja ang dapat menjaga kestabilan ekonomi?

  • Menjaga Tingkat Konsumsi Nasional_hal ini dapat mendorong perkembangan investasi karena meningkatnya permintaan dan mendorong naiknya penawaran (Remember : Konsumsi Produk dlm Negeri )
  • Menjaga produktivitas tenaga kerja_dengan demikian akan tetap menjaga tingkat/total produk yang dapat dihasilkan oleh perekonomian Indonesia
Dalam kesempatan ini juga Prof Armida juga menyampaikan target pemerintah yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia diatas tahun 2014 haruslah diatas 7 % sehingga target jangka panjang pemerintah pada tahun 2025, Indonesia bisa memiliki GDP/Perkapita sebesar $USA 16.000 (Komentar : wow_mudah2an memang pemerintah secara maksimal dalam pembangunan Indonesia secara merata di seluruh daerah)

Materi II. Dr.Kodrat Wibowo,SE
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Fak Ekonomi
Universitas Padjadjaran

Ada begitu banyak hal yang disampaikan Pak Kodrat yaitu berupa isu2 penting yang menjadi permasalahan desentralisasi fiskal di Indonesia seperti :
  • Tahun 2011 ada sekitar 1800 peraturan-peraturan daerah tentang pajak ( Perda) yang bermasalah
  • Goverment Failure bersamaan dengan Market Failure
  • Adanya eksploitasi SDA dan Lingkungan yang berlebihan
  • Politisasi segala macam hal--termasuk juga kebijakan ekonomi sudah dipolitisasi untuk kepentingan kalangan tertentu 
  • Praktek penyelewengan pajak akibat lemahnya integritas dan sistem perpajakan di Indonesia
Hal yang sangat menarik yang penulis dapatkan dari paparan Pak Kodrat adalah :
Negara-negara lain seperti USA dan Jepang saja yang sudah merupakan negara sangat maju tidak berani melakukan desentralisasi fiskal hingga ke tingkat Kabupaten/Kota,tetapi Indonesi sangat berani dengan ribuan perda yang bermasalah--desentralisasi fiskal dilakukan hingga tingkat kabupaten/kota__sehingga jelas sekali saat ini memang tidak ada koordinasi antara gubernur dengan bupati/walikota---(komentar : Indonesia memang sungguh berani)

Indonesia juga kadang salah dalam menetapkan pemegang otoritas dalam berbagai hal sehingga letak otoritas dalam bidang tertentu menjadi ABU-ABU dan tidak terlalu jelas_siapa sebenarnya yang punya kewenangan untuk menangani masalah tersebut (contoh:sudah semestinya masalah pengangguran, kemiskinan, agama, pendidikan, keamanan nasional diserahkan ke pemerintah pusat,tapi kondisinya saat ini ada daerah2 yang masih ikut campur tangan dalam pendidikan bahkan mendirikan perguruan tinggi yang arahnya menjadi tidak jelas dan hanya menghapuskan anggaran saja...hal ini juga dirasa menjadi penyebab berbelit-belitnya Birokrasi di Indonesia)

Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenmentrian Keuangan Indonesia
Guru Besar Universitas Indonesia

Prof Heru mengatakan bahwa memang saat ini sudah mulai banyak penelitian-penelitian tentang desentralisasi fiskal di Indonesia, dan diperoleh kesimpulan bahwa dalam sebuah penelitian Cash Flow APBN (Negara) sangat mudah ditelusuri sedangkan Cash Flow APBD (Daerah) sangat sudah untuk ditelusuri
(komentar : menjadi pertanyaan besar kenapa APBD susah di teliti?apakah memang yang meneliti sangat sedikit atau juga APBD tidak transparan dan banyak korupsi di daerah sehingga di tutup-tutupi??)

Dari begitu banyak paparan yang disampaikan oleh Prof Heru,ada hal yang menarik buat penulis yaitu masalah kondisi perekonomian Indonesia apakah akan tetap terjaga pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil???apakah dengan menjaga tingkat konsumsi???
Jelas sifat konsumtif rakyat Indonesia yang sangat-sangat parah yang hanya tertarik luar biasa kepada barang-barang impor menjadi sebuah jebakan yang mengalirkan dana yang besar ke luar negeri dengan kata lain,Indonesia telah menjadi pasar dan tujuan orang dari seluruh dunia untuk menjajakan produknya...kelihatannya saja rakyat kita bisa belanja sana dan sini_padahal ada begitu banyak masyarakat Indonesia lainnya yang rugi seperti pengusaha2 kecil menengah dan bangkrut karena produknya kalah saing dengan produk luar..
Dlu korea juga adalah negara yang sedang berkembang_tp sekarang mereka adalah negara maju..di Korea dahulu sangat banyak tulisan yang ditaruh di depan2 gerbang sekolah yang mengatakan :
"Jangan Paksa Ayahmu membeli barang-barang Impor agar Ayahmu tetap Bekerja"
Bagaimana dengan Indonesia??sampai kapan kita baru sadar bahwa konsumsi berlebihan terutama konsumsi  barang impor sangat sedikit untungnya bagi perekonomian kita,bahkan lebih banyak ruginya...

Guru Besar Universitas Gadjah Mada

Prof Wahyudi menyampaikan bahwa sejak diberlakukannya desentralisasi fiskal pemekaran daerah menjadi sangat cepat.Kita mengetahui bahwa terdapat lebih dari 300 suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa yang terdapat di Indonesia dan latar tersebut menjadi alasan yang sangat kuat untuk mereka untuk memekarkan daerah. Kita mengetahui bahwa APBD terkesan sangat tidak efektif digunakan oleh daerah-daerah karena kebanyakan besar alokasi APBD digunakan hanya untuk membayar gaji PNS di lingkungan pemerintah daerah tertentu.Apakah ini efektif???

Hal ini menjadi kelemahan APBD karena kita mengetahui bahwa multiplier efek dari investasi adalah lebih besar di bandingkan multiplier efek dari konsumsi terhadap perekonomian sebuah negara,karena dengan adanya invesatasi yang dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan infrastruktur dengan cepat akan berpengaruh positif terhadap perekenomian daerah tersebut.Ini menjadi tantangan bagi daerah tersebut agar tidak menghabiskan APBD mereka hanya untuk membayar gaji saja..
(Komentar : Mungkin lebih baik jika pemerintah pusat menetapkan berapa jumlah alokasi APBD maksimal untuk gaji dan alokasi minimal APBD untuk Investasi di sebuah daerah )


Materi IV. Tri Rismaharini
Walikota Surabaya

Menjadi sebuah paparan yang sangat menarik ketika Walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini memaparkan bagaimana pemerintah Surabaya berusaha memaksimalkan APBD yang telah ada untuk pembangunan di kota Surabaya,menjadi pernyataan menarik ketika Beliau mengatakan :

"Dana APBD yang sangat banyak pun ketika tidak dialokasikan secara tepat dan efisien akan tetap kurang, tetapi dana APBD yang kurang ketika dialokasikan secara tepat akan tetap berlebih"


Dalam sepak terjangnya Surabaya telah memiliki sentral -sentral ekonomi yang menurut penulis adalah hal yang sangat baik dalam pembangunan kota Surabaya, sentral ekonomi tersebut disebut dengan kampung seperti kampung Jahit untuk tukang Jahit, kampung Batik untuk pencetakan batik, kampung Supir untuk para supir, dan kampung-kampung lainnya..yang luar biasanya lagi adalah bahwa kota Surabaya memiliki begitu banyak taman2 indah yang hidup 24 jam sehari dengan sarana Wifi lengkap dengan perpustakaan yang menjadikan wisatawan tertarik untuk mengunjungi kota Surabaya.Ibu Tri Rismaharini juga tidak melakukan penggusuran kepada PKL-PKL yang ada di kota Surabaya,tetapi membangun wadah bagi mereka untuk berjualan..bagus sekali bukan??


by Facebook Comment